Lili, wanita tegar yang sangat mencintai suaminya, meski sang suami amat sangat membencinya,mengacuhkan dirinya, tak pernah menganggap kehadirannya. Dia tak pernah marah walaupun sang suami sering bermesraan di depan matanya.
Sampai suatu ketika Suaminya, Hendra. Kecelakaan dan mengalami kebutaan, dengan rela dan iklas Lili mendonorkan matanya untuk Hendra.
"Lili, kenapa kau harus melakukan ini" Hendra.menangis, meraung. bersimpuh di bawah kaki Lili.
"Bangun, Hend" Lili mencoba menyuruh Hendra untuk berdiri, tetapi lelaki itu memilih bergeming. Membuat lili ikut bersimpuh.
"Aku tidak apa apa, dengan begini aku tidak perlu menangis melihatmu bermesraan dengan kak San San, dan kau tak perlu berbohong lagi jika kau ingin bertemu dengannya sebab aku sudah tak bisa melihatnya lagi" Lili meraba wajah Hendra.
"Aku rela melakukan apapun asal kau bahagia.Hendra" tangis Hendra semakin kencang dengan terus mengelengkan kepalanya.
"Tidak, itu tidak benar Lili"
Seperti halnya askara dama mengharap akan amerta. Bisakah sang pewaris utama De Jung berharap pada sang pencipta bahwa kehidupan akan di limpahi oleh harsa-nya? Saat harapan akan dewa cinta datang dari sebuah momen perjodohan. Ia harus mengalami situasi sulit dengan rapuh merelakan semestanya demi tergapai impian sang gadis. Akankah sang pewaris utama bisa menyentuh benua asmaraloka sang pujaan hati? Bahkan di saat aura dominan mulai menguasai dirinya dari sebuah rahasia perjodohan yang membuat pujaan hati membencinya tiada henti?
Since Agustus 2021