"Iya, aku juga tidak mengharap pujian darimu, kamu tahu kenapa? karena hanya suamiku yang boleh memujiku, dan kamu sama sekali tidak masuk dalam hitungan daftar calon suamiku..."
"Kenapa! apa aku seburuk itu dimatamu"
"Tidak, kamu baik, tapi tidak cukup baik bagiku, yang aku inginkan adalah calon suami yang mampu mengimami sholatku, membenarkan bacaan qur'anku, menegur saat lalaiku, dan mampu menjadikan diriku satu-satunya perempuan yang paling bahagia di dunia ini karena mencintiku"
"Siapa saja bisa kan mencintaimu, termasuk aku"Tanya Reza pelan, entah kenapa kata-kata itu meluncur begitu dari mulutnya
"Cinta saja tak cukup bagiku... karena tidak semua cinta lahir dari kasih sayang, apalagi cinta dari sang maha cinta. Karena cinta yang berlandaskan Allah-lah yang aku cari"
Hafsya merasa bingung sekaligus kecewa dengan keputusan sepihak yang dilakukan oleh Ilyas dan Sonia. Ia diminta pergi begitu saja tanpa mengetahui apa alasannya.
Di kondisinya yang sedang mengandung ia mencoba bersabar dan percaya pada mereka. Namun luka yang ia tanggung semakin berat saat anak yang dinantikan ternyata telah ditakdirkan untuk meninggalkan. Bagaimana pun ia berusaha Hafsya sadar betul kalau dia hanya manusia biasa. Untuk menanggung itu semua ia perlu waktu agar bisa mengobati luka-lukanya.
Saat ia memilih untuk pergi, ternyata Tuhan memiliki misi khusus yang harus ia jalani. Ia dipertemukan dengan seseorang yang nantinya harus ia ajarkan tentang apa itu makna cinta yang sebenarnya. Oleh sebab itu perpisahan dan pertemuan akan menjadi jalan utama dari cerita ini. Penulis mengucapkan selamat menikmati dan semoga bisa menjawab pertanyaan para pembaca yang masih penasaran dengan kelanjutan Sahabatku Istri Suamiku 1.