- PROSES REVISI - Terdengar dengusan pelan dalam keremangan Erebus. Tak peduli sudah setinggi apa Helios menyentuh cakrawala, Underworld tetaplah segelap ini. Cahayanya semakin berkurang seolah kegelapan menelannya. Seperti duka dan kerinduan telah menelan hati penguasanya -jika benar sang penguasa Erebus memiliki hati- Dua ribu tahun yang lalu, -jika Melinoe tidak salah hitungan- kastil ini masih tidak kalah indah dari istana Olympus. Dulu kastil penguasa Erebus ini berdiri megah dibangun oleh bebatuan mineral dan permata-permata mulia. Dikelilingi oleh tembok tebal nan besar yang melindunginya. Pintu gerbang terbuat dari kayu pahatan, besar, tinggi, dan tebal. Ujungnya merupakan besi-besi panjang yang runcing, sepasang gargoyle berbentuk monster terletak di kedua sisinya -yang tidak akan membiarkan siapapun melewatinya kecuali atas izin Hades- Kastil Hades dua ribu tahun lalu menjadi penggambaran betapa kaya dan berkuasanya dia. Julukan Pluton -yang berarti kekayaan- memang sangat pas ditujukan padanya. Namun lihatlah tempat ini sekarang. Gambaran kastil termegah kedua setelah Olympus sungguh telah sirna tergantikan oleh bebatuan gua yang bahkan lebih memprihatinkan dari gua pada umumnya. Kastil ini sungguh telah berubah. Tiga singgasana yang awalnya terbuat dari batu mineral dan berlian bahkan sudah tergantikan oleh susunan tulang belulang manusia, seolah menjadi aksesoris tambahan untuk mempertegas kesan bahwa tempat ini merupakan kastil milik Dewa Orang Mati. Copyright © 18 February 2018