Serenade kehidupan berisi sepilihan sajak dari awal tahun 2016. Sajak-sajak ini tercipta dari dialektika yang dirasakan, dialami, ataupun juga dilihat penulis. Betapa kehidupan adalah serupa lautan yang luas yang menyimpan berbagai hal di dalamnya.
Kelu(h)
/1/
Dada ini terlalu telaga, Tuhan. Hingga hujan
berpuluh-puluh purnama tak jua membuat
ia merubah wujudnya.
/2/
Ada batu di dadaku, Tuhan. Hujan sepanjang musim; tetesan waktu yang purba
tak juga mampu mengikisnya.
/3/
Bibirku kelu, Tuhan
terik matari memanggang
tak juga mampu
cairkan lidahku yang beku
/4/
Kemana perginya percakapan kita, Tuhan
baru saja aku mengucap salam
tapi Kau diam. Berlalu tanpa pesan
Yogya, 2016
Sajak yang sentimentil, lahir dari jiwa dan batin. Kehidupan tak akan tuntas dituliskan, namun menuliskan kehidupan adalah sebuah kebutuhan demi mengingat-ngingat nikmat Tuhan.
Yogya, 01 Agustus 2016