Blank Space! [PRIVAT!]
  • Reads 55,311
  • Votes 3,922
  • Parts 31
  • Reads 55,311
  • Votes 3,922
  • Parts 31
Ongoing, First published Aug 02, 2016
PRIVAT! Silakan follow dulu, terima kasih! 


Awalnya hidup Prilly biasa-biasa saja seperti anak gadis biasanya. Lalu, kedatangan Muhammad Ali--tukang kebun dirumah Prilly membuat beberapa hari-harinya menjadi terganggu. 

Mereka bertengkar, Prilly yang mulai terganggu karena kehadiran Ali, sementara Ali dengan hobi barunya mengganggu Prilly. 

Tapi, pepatah benar. Benci dan cinta itu beda tipis, dan pada akhirnya Prilly dikejutkan oleh satu fakta bahwa kebenciannya selama ini adalah cinta.
All Rights Reserved
Sign up to add Blank Space! [PRIVAT!] to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kesayangan Bunda cover
antagonis wife  cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
Rafa [End💗] cover
BABY CHANIE cover
He Fell First and She Never Fell? cover
The Best Of Miracle cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
After Graduation cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.