Destiny [Revisi]
  • Reads 71,315
  • Votes 5,061
  • Parts 43
  • Reads 71,315
  • Votes 5,061
  • Parts 43
Complete, First published Aug 02, 2016
[SELESAI]
Menceritakan tentang kehidupan seorang gadis yang yang mencoba melupakan cintanya, namun misinya gagal karena perjodohan dari orang tuanya.

"Kamu adalah orang yang pernah kucintai namun cinta itu seketika berubah menjadi benci, dan ternyata takdir berkata lain atas kebencianku padamu."(Tzuyu)

"Segala yang kau pikirkan itu sangat berbeda dengan kenyataan, dibalik semua ini ada berbagai hal yang tak kau ketahui dan itu sangat berarti dalam kehidupanku, Maafkan aku Tzuyu.." (Mingyu)

Sesuatu hal yang dianggap buruk dapat berubah menjadi hal yang baik, semua itu karena takdir.

Perhatian!!! 
Kisah ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli sang idol, dan ini hanyalah sebuah karya fanfiction (fiktif belaka)


#1 SEVEENTEENTWICE [18 Maret 2021]
#2 DALAM MINTZU [16 Maret 2022]
#23 DALAM FANS [15 Maret 2021]
#98 DALAM TEENAGER [17 Januari 2021]
#410 DALAM FANFICTION [5 Februari 2017]
All Rights Reserved
Sign up to add Destiny [Revisi] to your library and receive updates
or
#170rain
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Samudra {COMPLETED}  cover
POSSESSIVE DEVIL cover
MOZARELLA cover
ADELARD || mafia  cover
LEONARD  (End) cover
The Widow cover
MY MYSTERIOUS BODYGUARD cover
ARKARUNA cover
FUCK UP cover
Flavia & Megantara (On Going) cover

Samudra {COMPLETED}

40 parts Complete

Berawal dari sekuter butut yang tak sengaja menabrak motor sport miliknya, membuat samudra sangat dongkol dengan si empunya sekuter "Woy liat liat dong! dasar bego!" Teriak samudra "Masnya juga hati hati dong!" Cewek berparas tomboy dengan sekuter yang ia kedarai pun balik menyalahkan samudra "Sekuter butut aja belagu lo!" Samudra yang terkenal galak dan kasar pun tak terima begitu saja, ia melajukan motornya dan dengan sengaja menyipratkan genangan air yang ada di jalan sehingga mengenai seragam cewek tadi Dan pertikaian mereka tidak berhenti hanya sampai disitu . . .