Berdiri ditengah ramainya manusia tapi masih merasa kesepian, apakah bodoh? Ya, aku masih menyimpan perasaan itu dan menutup mata; telingaku untuk berpaling. Berjalan lurus kearah yang entah tak bertujuan, supaya lari pula hati ini pada lelaki indah yang lain. Hingga kutemukan dua manusia bermesraan sambil duduk memegang minuman hangat keduanya. Mereka setengah tertawa, semakin terasa hangat cup minuman itu bercampur udara dingin sore ini. Seketika otak dan hatiku ricuh bertanya "apakah itu benar kau, si pencuri hati?" Kupandangi mereka lekat lekat, rupanya benar. Aku tersenyum simpul namun tetap pada pijakan. Semakin terdengar suara manusia manusia tak ku kenal berbisik keras kearahku dari jauh, membuatnya terusik lalu menatapku dan tersentak. Aku tersenyum, terenyuh menangkap matanya. Tak kusangka saat airmataku bergulir, tubuhku terhempas, nafasku terlepas, tewas.