Tadinya , musim panas selalu muram.
Lalu, dia datang dengan senyumnya yang indah ,
ketika waktu mendamba detik-detik yang hangat
dari matanya. Entah bagaimana, hati Felicia begitu dingin
ketika menepis uluran tangan laki-laki itu.
Kesepian pun menghantamnya.
Sepanjang jalan , angin menepi.
Sayap-sayapnya membawa Felicia menari
di antara indahnya sepanang jalan yang sunyi.
Membangkitkan rindu kepadanya ,
seperti ombak kepada pantai yang menunggu.
Maka, di sinilah Felicia berada kini.
Menyambut genggaman tangannya.
Ketika matahari menyinari London.
Dia bagai musim panas yang begitu indah.
"Te amo," pelan ucap Felicia.
Akankah dia dengar