Saat itu gerhana bulan total, aku berjalan di trotoar yang sepi. Ayahku pernah membacakan dongeng tentang gerhana bulan, jika aku berimajinasi tentang sesuatu di malam saat gerhana bulan maka imajinasiku akan menjadi nyata. Lampu taman mengedip-ngedipkan cahayanya, saat itu pukul 9 malam tapi jalanan seperti dini hari. Kumasukkan kedua tanganku ke dalam kantong jaket, udara terbilang dingin untuk musim gugur. Pikiranku agak kurang fokus, kupercepat langkahku karena aku merasakan seperti ada seseorang mengikutiku, sesekali terdengar suara gemuruh angin yang menggoyangkan ranting pepohonan. Itu hanya halusinasiku karena sudah beraktivitas seharian. Terdengar suara orang sedang mengendap-ngendap di belakangku, suara langkah yang amat pelan bahkan hampir tidak terdengar dan kuputuskan untuk menengok ke belakang. Cahaya mobil menyilaukan sesosok lelaki tegap di hadapanku, hanya melihat siluetnya, dan aku tidak ingat apa apa lagi.