Mereka menjerit tanpa suara. Memendam tangis dalam sunyi. Menahan perih lebam di hati. Jiwa mereka rapuh, sebagian hancur dalam fragmen-fragmen imajiner. Satu kata sakral meluruhkan pertahanan mereka dengan dramatis; cinta. Mereka terisak meratapi garis takdir. Mengubur diri bersama asa. Menyisakan memori berupa jejak kepedihan. Hati mereka remuk, nyaris koyak tak berbentuk. Dua kata pilu mengakhiri kisah mereka dengan tragis; selamat tinggal. Lewat aksara mereka mengadu. Berharap angin membawa kepahitan ini terbang jauh.