Story cover for Jangan Pernah Membenci Bintang by kameylaa_
Jangan Pernah Membenci Bintang
  • WpView
    Reads 136
  • WpVote
    Votes 13
  • WpPart
    Parts 4
  • WpView
    Reads 136
  • WpVote
    Votes 13
  • WpPart
    Parts 4
Complete, First published Aug 28, 2016
Mature
"khanza...."
suara itu menggema di seluruh penjuru ruangan gadis itu mendongakan kepalanya , saat ini ia sedang menerawang dari ujung kepala sampai ujung kaki.Orang yang berada tepat di depanya itu cengengesan 
"Ada apa kamu kesini "gadis itu berkata datar

Orang yang tepat berada di depannya itu adalah cowo yang so kecakepan yang membuat hari hari gadis itu penuh dengan warna

"Deh datar gitu , ayo lah simpan buku mu sebentar za ada hal penting yang harus aku sampailan"tuturnya.

Tetapi gadis itu tetap sibuk dengan buku yang berada di sekelilingnya
"Ayo lah za..  " rengeknya.

Gadis itu masih tetap sibuk dengan dunianya seakan tidak ada mahluk apa apa yang berada di dekatnya.

Sementara mahluk di depannya merasakan kejengkelan yang amat dalam degan gemas iya mengacak acak rambutnya sendiri dan berkata 
"ya sudah kalo kamu tidak mau , padahal aku bawa surat loh dari mar..."
kata itu menggantung dengan jahilnya dia membawa lari surat yang ada di genggamannya
 Seketika gadis itu mulai mengetahui apa yang akan di laku kannya 
"Tunggu....sini balikin surat gue " teriaknya dengan kesal ia segera beranjak pergi sengan laria yang di paksakan 

'awas lo ya ' gerutunya
All Rights Reserved
Sign up to add Jangan Pernah Membenci Bintang to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
hanya untuk bunda by KoboyKoboy9
9 parts Complete
"Gak usah sok suci deh, lo itu J***NG TAU GAK" teriak azzam keras, setetes air mata mengalir dari mata liyya, mendengar teriakan azzam yang begitu menusuk "gue kira bocah polos kayak lo tu emang beneran tulus, tapi ternyata gue salah, lo udah manfaatin muka polos lo itu buat nge bodohin gue IYA" belum sempat liyya menjawab azzam sudah kembali meradang. "Lo gak mau sama gue karena gue belum Kaya kan, jadi lo gak bisa foya foya kalau sama gue, dan lo malah sama om om itu supaya lo bisa punya banyak duit" sentak azzam keras, tanpa memperdulikan tatapan anak anak seisi kelas ipa 1, yang menatap azzam syok, apalagi mendengar teriakannya Mereka gak nyangka kulkas 7 pintu seperti azzam bisa banyak bicara kayak gitu "Lo gak mau pacaran sama gue bilangnya lo takut dosa tapi apa, LO MALAH SAMA OM OM ITU, NGAKU LO DIBAYAR BERAPA LO, BUAT BISA MUASIN MEREKA, JAWAB" suara azzam menggema, tak ada yang berani bersuara, semua takut jika azzam sudah mengamuk, bahkan ada yang berlari keluar kelas karena takut. Sedangkan liyya, air mata terus mengalir dari matanya, tanpa memperdulikan apapun liyya menghapus air mata kasar dan beranjak berlari pergi dari kelas. . . . Saat kalian bertanya siapa yang paling ku cinta di dunia ini? Jawabannya adalah bunda Dia bundaku.... Ya aku sangat menyayanginya dari dunia dan seisinya, aku hanya ingin, firman Allah yang kuhafal hari ini, kemarin dan esok, akan mengantarkannya kepada pintu syurga, ingin rasanya aku memasangkan mahkota hafalanku dikepalanya aku hanya ingin tetap bersamanya di dunia dan akhirat, aku hanya ingin melakukan setidaknya aku membalas satu persen dari yang dia lakukan untukku, meski hanya satu persen , aku tak mau memperosokkan dia kedalam jurang jahannam. maka izinkanlah kelak aku memasangkan mahkota ini di akhirat dan di dunia, meskipun kapan waktunya, aku akan berusaha
You may also like
Slide 1 of 10
Shadows of Love cover
couple till jannah cover
C I N (T) A (COMPLETE) cover
hanya untuk bunda cover
Bersamamu Halalku √  cover
Surat Untuk Takdir [ ON GOING ] cover
Qiyamah Senja-completed cover
ArKa (End) cover
ARTAN  cover
I LOVE SEBLAK cover

Shadows of Love

44 parts Ongoing

Ketika kalian mendengar kata "pernikahan", apa yang terlintas dalam benak kalian? Kehidupan yang penuh cinta? Dua insan yang menyatu dalam harmoni? Atau barangkali, cinta sejati yang abadi? Namun, bagaimana jika kenyataannya berbeda? "Mari kita bercerai." Suara itu terdengar tegas, namun ada jejak kelelahan di dalamnya. "Bercerai?" Tanya itu meluncur, disertai kebingungan yang terpancar dari matanya. "Ya. Sudah cukup. Empat tahun kita hidup dalam kebersamaan yang terasa begitu asing." "Tidak." Jawaban itu datang dengan ketegasan yang tak terduga. "Kalau begitu, apa yang kau inginkan dariku?" Tanya itu nyaris seperti sebuah tantangan, dilontarkan dengan nada frustrasi. "Aku hanya pengantin pengganti... Kau tahu itu sejak awal. Tidak ada cinta, hanya kewajiban." Matanya bergetar, mencoba menahan emosi yang hampir tumpah. Pria itu menatapnya tajam, bibirnya menipis seolah sedang menahan sesuatu.