Mata hitam itu menatap sendu ke arahku, seakan-akan seribu rahasia yang dia simpan membuat hidupnya menderita... tidak, bukan hanya dirinya. Aku tahu jika keinginanku untuk berlari padanya jauh lebih mengerikan dibandingkan keingingan seorang pelari olimpiade internasional untuk mendapatkan mendali emas. Namun, ini jauh lebih sulit bahkan hanya untuk melangkah satu kali lebih dekat ke arahnya. Dan, pemikiran itu datang bagaikan musim semi di tanah dingin tampatku berpijak. Ya, meskipun melangkah diantara pecahan kaca atau pisau tajam yang akan melukaiku lebih dalam... tubuh dan pikiranku tidak bisa lari dari kenyatan, jika aku ingin berada terus di sisinya. _LucyAll Rights Reserved
1 part