"Orang yang ragu tak akan pernah mendapatkan apa-apa, Nindya. Ikutilah kata hatimu dan ambil keputusan."
"Tapi, bu. Keduanya telah merebut hatiku. Aku tak ingin menyakiti salah satunya."
"Sakit atau tidak, itu tetap cinta. Apabila mereka mencintaimu, mereka akan merelakanmu bahagia..."
"..."
Pergulatan batin Nindya membawanya mengulur waktu hingga semuanya terlambat dan ia harus kehilangan semuanya. Di saat seperti itu, satu di antara orang yang ia cintai hadir dalam raga yang lain. Namun ternyata, raga boleh sama, namun jiwa tetaplah jiwa yang berbeda satu dengan lainnya.
Berlatarbelakang dunia perkeretaapian, kisah berikut terinspirasi dari transformasi luar biasa yang terjadi pada kereta api di Indonesia pada kurun waktu 2012-2014...
Nindya, seorang perempuan yang memiliki mimpi besar untuk mengunjungi berbagai belahan dunia. Demi mewujudkan mimpi itu ia bercita-cita menjadi pramugari. Namun jalan hidup menghempaskannya menjadi pramugari, pramugari kereta api.
Hidup membawa nilainya setiap hari dalam kehidupan Nindya. Pahitnya hidup sebagai pramugari kereta api yang jauh dari kata glamour membuatnya belajar menjadi pengamat kehidupan. Bahkan, di dunia kereta api ini ia melihat banyak fenomena menarik. Hidup bahkan menuntunnya bertemu dengan berbagai manusia spesial dalam hidupnya. Namun tentu saja, ada seseorang yang istimewa.
Ketika pramugari pesawat bisa mendapat pasangan pilot, demikian juga dengan pramugari kereta atau biasa disingkat Prami. Ia jatuh hati pada seorang masinis. Hubungan berjalan baik ketika Nindya dihadapkan pada persimpangan jalan ketika sang masinis senior juga menaruh hati.
Layaknya pepatah lama, orang yang ragu tidak akan mendapatkan apa-apa, demikian pula Nindya harus kehilangan semuanya pada suatu kejadian tak terduga. Dapatkah ia bertahan? Dapatkah ia menemukan harapan? Jawabannya ada pada kata hatinya...