"Segala tentangnya begitu indah. Termasuk caranya menyadarkanku bahwa ia tidak menginginkanku. Sangat indah. Sempurna." - Melody Rana "Kenyataannya pun masih abu. Tidak jelas aku yang berdalih darinya atau sebaliknya." - Harry Pradata "Tatapannya selalu intens. Sial, aku merindukannya." - Rio Arrachna ••••••••• "Sekarang kalo udah begini keadaannya, gua mau tanya. Gua gimana Mel, gua gimana? Masa lalu lo yang lo nantiin setiap hari, setiap malam, kembali lagi ke kehidupan lo. Disaat satu atau dua langkah lagi kita bahagia sama-sama kenapa dia balik lagi? Waktunya bener-bener ga tepat. Dan sekarang pertanyaannya gua gimana? Gua gimana Melody .." lelaki dihadapanku sesekali meninggikan dan merendahkan suaranya sambil menyeka air matanya dengan sapu tangan yang aku berikan kepadanya 1 tahun yang lalu untuk kesekian kalinya. Aku membuatnya menitikkan air mata. Dan aku benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Ingin menghapus air matanya pun aku tak kuasa. Dia menangis karenaku, dan akupun menangis karenanya dan juga karena seseorang yang sudah meninggalkan ku di masa lalu. Siapakah yang harus aku pilih? Lelaki yang sudah memberiku banyak pelajaran hidup dan sudah memberikanku apa arti kebahagiaan yang sebenarnya di masa lalu, atau lelaki yang selalu ada disisiku setiap aku membutuhkannya di masa-masa sulit ku?