Bagi Luci, ia tidak pernah menyukai rumput dan aspal yang basah. Beserta rambut yang berantakan karena hujan, dan juga suara gemuruh dari bumantara. Namun dengan secangkir coklat hangat dan petrichor, ia dapat merasakan kenyamanan dibalik kebenciannya. Seperti itulah Naren, yang hadir sekonyong-konyong dalam kehidupan Luci. Datang disaat kebencian akan masa lalu memuncak. Tapi Naren hanyalah petrichor, yang akan hilang dan tiada utuh untuk dimiliki. Kendati begitu, rencana Tuhan siapa yang tahu?
1 part