Anto seorang bebek dan Erdi seorang angsa. Mengagumi Erdi yang seorang angsa tidak begitu buruk bagi Anto yang seorang bebek karena setidaknya dia bisa merasakan debaran nikmat dan sesak di dadanya. Walau harus sering kecewa karena melihat sang angsa berenang bersama dengan angsa-angsa lainnya, si bebek tetap bahagia karena bisa menikmati senyumam gratis dari sang angsa. Namun tanpa sepengetahuan si bebek ada yang lain sedang memperhatikannya dari kejauhan. Seseorang yang sedang menyamar di rerumputan, menunggu waktu yang tepat untuk menembakkan senapan yang sudah berisikan peluru. *Warning Cerita ini mengandung unsur Gay/ LGBTQ/ Boy Love Boy, jika diantara kalian ada yang tidak menyukai jenis cerita seperti ini, saya harap kalian tidak menekan tombol read di atas karena itu hanya akan membuat kalian mengucapkan beribu kata sumpah serapah yang tak ingin saya lihat nanti di dalam kolom komentar. Namun bila kalian (homophobia) masih penasaran akan cerita ini, silahkan membacanya. *Second Warning Cerita ini adalah drabble. DrabbleTerdiri dari 100-300 kata. Meskipun tidak tepat berjumlah 100-300 kata, yang jelas drabble itu sangat pendek. Karena itu, bila ada yang mengeluh mengenai betapa pendeknya cerita ini, mohon lihat lagi sinopsis ini dan biasakan membaca hingga akhir. 😘😘