1
Aku adalah seorang gadis remaja yang berumur 14 tahun , aku duduk di bangku sekolah menengah pertama kelas 9 pada saat ini.
Nama ku Bunga, sesuai dengan namaku aku suka bunga , aku suka bunga merah , ntah mengapa aku selalu terkesima dengan bunga merah.
Pagi itu aku berangkat kesekolah pukul 06:15 dan aku adalah orang pertama yang datang kesekolah pada saat itu.
" aduh kenapa jadi sepi gini sih , ini mah horor banget" aku duduk sendiri di bangku kelas . Aku pun mulai keluar kelas dan bertemu dengan seorang pria dewasa yang sangat tampan
" oohhh tuhaann, inikah jodohkuu" ucap ku dalam hati
"hei kamu , rajin sekali datang awal seperti ini" ucap pria itu kepadaku
"iya tadi aku mandinya keawalan" aku sambil tersipu malu
"oh gitu , eumm kamu murid kelas berapa? perkenalkan saya Rino , saya guru kesenian baru disekolah ini. saya juga datangnya keawalan ni , untung ada kamu , kayanya kamu bakalan jadi murid favorite saya yang pertama nih hehe"
" saya bunga pak murid kelas 9 C itu kelas saya , saya emang gini pak murid teladan datang selalu awal pak saya juga rajin ngerjain tugas , saya selalu ngerjain PR dirumah pak. saya ga pernah nyotek temen saya pak" ucapku dengan semangat
" waduh kamu anak nya riang sekali ya , padahal saya belum tanya nama kamu loh , kalo ga salah tadi kamu bilang hari ini kamu mandinya keawalan deh berarti kamu baru hari ini juga datang awal begini hahahha" ucap pak roni sambil mengejek
"aduh pak yaudah pak lupain deh , ayo saya antar pak ke ruangan bapak"
"ayo boleh, bapak juga belum tau ni ruangan nya dimana"
kami berdua pun berjalan menuju ruangan guru , ohh tuhann hati kuuuuuuuu berdegup kencang saat melihat mata pak roni, wajahnya yang tampan, tapi sambil berjalan aku juga berfikir , berapa yaa umur pak roni , mungkin gak yaa kalo aku jadian sama pak roni . Ah ya beginilah aku , aku wanita yang mudah keGRan mudah baper dan suka berfikir pendek , suka menghayal dan sensitif.
*to be continued*
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.