Kehilangan seseorang yang dicintainya merupakan pukulan terberat didalam hidupnya terlebih lagi dia harus menjadi orang tua tunggal untuk putri yang selama ini dinantikan selama hampir sepuluh tahun pernikahannya bersama sang istri yang amat dia cintai. Namun karena sebuah kecelakaan yang menimpa sang istri membuat dia harus kehilangan belahan jiwanya untuk selamanya dan dia merasa telah gagal menjadi seorang suami sekaligus seorang dokter yang tidak bisa menyelamatkan seseorang yang sangat berharga didalam hidupnya (Wisnu Kusuma Anggoro). Diam adalah dunianya, novel dan musik adalah temannya, taman adalah tempat faforitnya dan anak-anak adalah penyemangatnya. Pertemuannya dengan seorang balita kecil yang terjatuh karena baru belajar berjalan membuat dunianya berubah seratus delapan puluh derajat ketika balita tersebut memanggilnya dengan sebutan BUNDA (Ainaya Putri Kusuma).