Senyumku adalah benci, ramahku juga adalah benci, kelembutan dan kemesraanku pun adalah kebencian. Tentang kamu yang meracuni jiwa ragaku dengan segala keraguan, ketakutan, maka ku dewakan kebencian yang tulus mencengkram. Bukan..itu bukan racun, bukan itu pula meracuniku, melainkan sumpahku meracuni kamu dengan nikmat kebencian hingga birahi dendamku menyaksikan saat2 kamu terkapar, tertusuk belati asmara dustaku..pembalasan dustamu. Sumpahku..akan selalu kucumbui dan kusetubuhi kebencian untukmu. Dan kamu hanya ditiduri dusta.