♥ Jillian ♥
"Shit, Jill. Padahal kau tidak makan dengan benar tadi." Umpatnya pelan.
Sebenarnya aku tidak terlalu paham apa yang dikatakannya, tapi aku suka suaranya. Aku juga suka tangannya yang bergerak dengan lembut menyampirkan helaian rambutku ke belakang telinga. Aku suka warna dark brown rambutnya yang dipotong undercut. Terlihat rapi. Dan tanganku terasa gatal ingin mengacak-acaknya. Aku suka mata abu-abunya, begitu tajam saat menatapku. Bibirnya yang saat ini hanya beberapa inchi dari jangkauan bibirku, terlihat penuh dengan warna merah muda alami. God, bolehkah aku mencicipinya?
***
♥ Cavin ♥
Berjalan beberapa langkah, aku sudah berada di ruang menontonku. Dan seketika kakiku tersandung pinggiran karpet saat mendapati pemandangan di atas sofa. Jill di sana, tertelungkup dengan menggunakan kaus kebesarannya. Kepalanya mengarah ke layar LCD, kedua lengannya ia jadikan bantal. Matanya tertutup, dia tertidur. Kenapa dia suka sekali tidur telungkup sih? Aku memang biasa melihat Jill mengenakan kaus itu saat ia berkeliaran di sini. Itu salah satu kaus yang sengaja ia tinggal. Dalam keadaan normal-berdiri maksudku, kaus itu memiliki panjang beberapa inchi di atas lututnya. Tapi dalam posisinya sekarang, kaus itu bahkan tidak mampu menutupi paha bagian atasnya. Tipis sekali tepat di bawah lekukan pantatnya, dan dia tidak mengenakan celana pendek. Damn it. Aku bahkan bisa melihat celana dalam berendanya yang berwarna hitam. Jari kelingking kakiku ngilu, bagitu juga bagian 'lain'nya.
"Cave? Kenapa kau mengumpat?"