Semua karena kesalahannya, seorang pria yang begitu baik telah menikahinya dan memastikan selalu kebahagiaannya, tetapi Vina menyia-nyiakannya, ia hanya peduli pada rasa cintanya kepada kekasihnya, hingga akhirnya Vina menyadari, bahwa ia membutuhkan orang yang selalu ada untuknya, Bagas.
Kesempatan itu seperti sebuah kunang-kunang yang beterbangan, kau tidak akan pernah memilikinya kalau kau tidak berusaha menangkapnya, dan sekarang ... Vina ingin mendapatkannya. Sebuah kesempatan untuk kisah yang terlewatkan, untuk cinta yang terlupakan, dan untuk seseorang yang terabaikan.
Bandung, 17 Maret 2017
Kupukupukecil
Baru beberapa kali bertemu, dua manusia berbeda jenis kelamin itu memilih untuk melangsungkan pernikahan.
Mereka menikah bukan karena cinta. Mereka juga bukan menikah kontrak seperti yang dilakukan tokoh fiktif di dalam drama atau novel. Mereka menikah atas kemauan sendiri.
Menikah, hidup satu atap, tapi mereka fokus pada diri masing-masing. Terlalu aneh menyebut hubungan mereka sebagai pernikahan, tapi nyatanya mereka menikah sah secara hukum dan agama.
Karena perkenalan yang terlalu singkat, membuat mereka menyadari betapa berbedanya kepribadian satu sama lain. Ada saja hal-hal kecil yang mereka perdebatkan.
Bisakah mereka hidup bersama meski tanpa cinta? Atau justru cinta akan datang seiring kebersamaan mereka?