Kehadiran pria itu seperti mimpi buruk yang menjelma nyata bagi Dara. Mungkin jauh lebih mengerikan daripada mimpi buruk, karena alam mimpi selalu bisa ditinggalkan saat terjaga, tapi bagaimana menghindari dunia nyata? Dia kembali. Layaknya menggarami luka, hanya perih yang meraja. Dara dapat merasakan, kenangan perlahan menggulungnya, menenggelamkan, dan mengupas perlahan semua lembar memori yang berusaha dilupakannya. Memori yang menyakitkan. Dara tahu dia harus menyelamatkan diri. Tapi bagaimana caranya?