Langit: Andai setiap manusia dapat memilih takdir hidup sebelum dilahirkan, pasti aku akan memilih menjadi manusia yang sehat seperti Bumi. Namun, takdirku telah tergaris menyedihkan. Aku selalu terbayang oleh kematian setiap waktu. Bumi : Apa salah jika aku menjelma menjadi manusia penuh kebencian? Aku yang sejak awal miskin kasih sayang di mana tak ada seorang pun yang peduli. Aku yang diasingkan dan dibuang. Orang-orang yang harusnya menyayangiku, malah membuat hidupku berantakan. Jika kebencian menciptakan batas antara Langit dan Bumi, apakah cinta mampu menepis batas itu dan meluluhkan kerasnya hati Bumi? Cinta itu didapat Bumi dari seorang gadis yang menjadi teman sekelasnya. Namun ternyata, gadis itu adalah gadis yang Langit cintai dan merupakan satu-satunya penyemangat hidup Langit. Hingga akhirnya, sebuah kejadian nahas menimpa dan membuat Langit berada dalam dua pilihan yang sulit. Hidupnya, atau hidup adiknya?