"Aku tidak mempunyai segalanya, tapi aku berjanji akan memberi segala yang kupunya untukmu" *** Tatiana bersumpah akan kembali melihat adiknya, bahkan bila hanya dengan sepasang mata tanpa kepala. Ia akan melakukan segala cara untuk mengambil kembali satu satunya miliknya yang tersisa. meski itu artinya Tatiana harus bergabung dengan organisasi anti pemerintah, ia tidak peduli. Tatiana sudah muak, ia sudah mengangis hingga lupa caranya tersenyum. Sampai pria itu datang, lalu perlahan mulai mengajarinya kembali... *** Titania tersenyum lebar setiap hari. Setidaknya hanya itu yang bisa dilakukannya setelah semua yang terjadi. Konyol memang, tersenyum ketika ia tahu dirinya pantas untuk ditangisi. Tapi siapa peduli? Toh, ia akan tetap tersenyum pada semua orang. Yah... hampir semua. Kecuali si brengsek yang tiba tiba muncul dan menculiknya. Kurang ajar!