#1 dalam Satire 03082023 #1 dalam Satire 29081019 #1 dalam Satire 02012019 #1 dalam Satire 17072018 #2 dalam Satire 16072018 #3 dalam Satire 08072018 #7 dalam Satire 07072018 Lurah Sosro, adalah "Satire Parody Politik" yang dikemas dalam tutur bahasa yang kuat, sarkastik, dan terkesan melabrak etiket dan norma - norma ketimuran. Cerita ini bukan perlawanan terhadap kemapanan standar etika yang sudah berlaku, melainkan penegasan terhadap kegerahan penulis akan prilaku etika politik negeri ini yang jauh lebih cabul. Untuk pembaca yang kurang dari 18++ tidak disarankan membaca cerita ini. Lurah Sosro adalah simbolisme dari sosok pemimpin yang "lalim". Ia bekas maling sapi, bajingan tengik, dan tukang kawin yang terpilih dengan cara yang tidak demokratis. Lurah sosro memaksakan kehendak untuk menaiikan upeti "Janggolan", yang bebuntut perlawanan para aparat desa terhadap kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat itu. Eklopitasi "selangkangan" dalam cerita ini tidak boleh diterjemahkan secara lugas. Kelamin yang dimaksud dalam cerita adalah "goal" dari praktik politik negeri ini. Kelamin adalah kekuasaan. kenikmatan, kejayaan, kehormatan, dan tahta tertinggi strata social. Dalam akhir cerita Lurah Sosro disimbolkan kehilangan kelamin karena dipotong oleh istri pertamanya, dan itu yang membuat Lurah Sosro memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Lurah Sosro sudah kehilangan kekuasaan. kenikmatan, kejayaan, kehormatan, dan tahta tertinggi strata social karena telah mengkhianati rakyatnya sendiri. Ingin tahu cerita selengkapnya? selakan baca dengan logika berfikir yang waras... Terima kasih... Salam, S.S.Van Beuteles