Kemerdekaan di Perbatasan
  • Reads 1,485
  • Votes 191
  • Parts 5
  • Reads 1,485
  • Votes 191
  • Parts 5
Ongoing, First published Oct 21, 2016
Tidak ada yang bisa tidur pulas, semuanya selalu waspada dengan keadaan mereka. Belum pernah ada yang mendapat pendidikan yang baik, anak-anak hanya diajari membaca, menulis, dan berhitung. Mencari air bersih pun harus menempuh jarak sejauh 5 kilometer dan hanya dapat dtempuh dengan berjalan kaki. Tidak ada kendaraan yang berani melewat. Selama bertahun-tahun, kehidupan di daerah perbatasan tidak pernah berubah, jarang sekali ada waktu untuk masyarakat berkumpul. Sesekali kegiatan mereka diselingi oleh suara tembakkan.

Meskipun sudah dinyatakan merdeka sejak satu dekade lalu, para penjajah belum pernah meninggalkan tempat itu. Hampir belum ada penduduk di daerah itu yang pernah merasakan kemerdekaan, membayangkannya saja tidak pernah sampai, karena selalu terganggu oleh suara-suara tembakkan.
Hingga pada saat sang ketua di daerah itu mengumpulkan sebagian warga laki-laki. Sang ketua menginginkan para penduduk dapat memperingati hari kemerdekaan negaranya yang kesepuluh. Meskipun tidak ada yang tahu kapan hari kemerdekaan sebenarnya. Sang ketua menganggap bahwa hari kemerdekaan jatuh pada tujuh hari setelah dikumpulkannya para warga.

Sehari setelah bermusyawarah, para warga laki-laki mulai mempersiapkan semuanya. Beberapa jam kemudian datang para tentara yang bertugas di perbatasan. Dari salah satu tentara, mereka baru mengetahui bahwa hari kemerdekaan sebenarnya jatuh pada esok harinya.
 
Akhirnya dengan bantuan para tentara, mereka selesai mempersiapkan segala hal. Tidak ada yang memiliki bendera di daerah itu, sehingga para ibu-ibu menjahitnya sendiri. Tidak ada pasukan paduan suara di situ, sehingga beberapa tentara mengajari anak-anak di sana menyanyikan lagu kebangsaan. 
	
Semuanya melakukan upacara pengibaran bendera merah putih dengan khidmat. Meskipun hanya bendera merah putih yang baru kemarin dijahit, tiang dari bambu yang masih basah, dan padang rumput di dekat pemukiman warga. Hari itu, merupakan hari kemerdekaan sesungguhnya bagi penduduk disana.
All Rights Reserved
Sign up to add Kemerdekaan di Perbatasan to your library and receive updates
or
#7bulanbahasa
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Istri Gendut Tuan Lucifer ||TAMAT-SUDAH TERBIT|| cover
RHEALLA : Antagonis's fiancee cover
Kemelut Rumah Tangga  cover
Sang Juragan (Gibran Danuarta) 21+ cover
Transmigrasi : 𝕬𝖑𝖙𝖆 𝕵𝖆𝖞𝖊𝖓𝖉𝖗𝖆 𝕭𝖎𝖒𝖆𝖓𝖙𝖆𝖗𝖆 cover
Terjebak Gairah (21+++) cover
𝗨𝗡𝗪𝗔𝗡𝗧𝗘𝗗 𝗛𝗨𝗦𝗕𝗔𝗡𝗗 [MarkHyuck]🔞🔞🔞 cover
DADDY PRADIPTA (21+) cover
DONE FOR ME cover
Hasrat Liar 21+ cover

Istri Gendut Tuan Lucifer ||TAMAT-SUDAH TERBIT||

44 parts Ongoing

Judul yang dulu: Istri Gendut Tuan Tunanetra Judul yang sekarang: Istri Gendut Tuan Lucifer . . [PART TIDAK LENGKAP, DAPATKAN VERSI LENGKAPNYA DI SHOPEE^^] Yang Liola ingat adalah dirinya tengah ingin ke warung untuk membeli nasi uduk, namun tiba-tiba saja ada yang membekap mulutnya, setelah itu pandangannya menjadi gelap dan bangun-bangun dia sudah ada di sebuah ruangan asing dengan tubuhnya yang terbalut gaun pengantin mewah. "Gue di mana sih ini?" "Kamu ada di rumah saya," "Lo siapa?" "Saya suami kamu, Liola Kalaluna." "Oh, suami- HAH?!" . . . . . . JANGAN PLAGIAT, INI ORI HASIL KARANGAN SENDIRI!! MOHON KRITIK DAN SARANNYA SERTA DUKUNGANNYA JUGAAA ^^ Meskipun ceritanya udah tamat, tetep banyakin vote and komenn yaa, soalnya komenan kalian mood bangettt ꒰⁠⑅⁠ᵕ⁠༚⁠ᵕ⁠꒱⁠˖⁠♡