PEMBERITAHUAN:
Cerita ini sedang di republish dan dalam upaya penulisan sekuel.
[Seri Kota Kenangan: 1]
Karena tidak lulus SMA, Gishara Aluna yang nakalnya keterlaluan dikirim Papinya untuk kembali mengulang satu tahun SMAnya, di Bandung. Di rumah kerabat Papinya, Gisha kembali memulai tahun terakhir SMAnya dan berharap bisa lulus kali ini.
Gisha yang nakal, bertemu dengan Angkasa yang perfeksionis.
Gisha yang bodoh, bertemu dengan Angkasa yang jenius.
Gisha yang cerewet, bertemu dengan Angkasa yang sedingin es di kutub.
Gisha yang punya pengalaman buruk dengan laki-laki, bertemu dengan Angkasa yang ternyata bisa menjadi orang yang sangat peduli.
Gisha yang mulai membuka hatinya, bertemu dengan Angkasa yang memiliki pengalaman buruk dengan seorang perempuan.
Di atap yang sama, mereka mulai dekat. Gisha yang awalnya marah karena harus pindah ke Bandung, mulai menikmati harinya di sana.
Karena, siapa yang tidak akan jatuh cinta dengan Bandung? Atau ..siapa yang tidak akan jatuh cinta di Bandung?
Project #Remaja | "Gue gak terima penolakan! Mulai sekarang lo jadi pacar gue." Ini bukan kisah Cinderella yang kehilangan sepatu kaca, di mana sang pangeran akan menjemput sang putri, untuk memberikan sebelah sepatunya yang tertinggal di pesta dansa.
Ini kisah Amora yang kehilangan sepatu converse yang baru saja Ia beli tempo hari. Dan sebelah sepatunya harus tertukar dengan sepatu orang lain.
Namanya Amora Olivia, cewek biasa yang tengah bahagia karena baru saja bisa membeli sepatu baru dengan uang yang susah payah Ia tabung sebulan ini. Dan kini sebalah sepatu kebanggaanya itu harus tertukar dengan sebelah sepatu butut yang ukurannya lebih besar dari sepatu miliknya.
Sumpah sarapah Amora keluarkan saat mencari sebelah sepatunya, bahkan Amora nekat berteriak di koridor sekolah hanya untuk sebelah sepatu.
"Sial! Siapa yang berani tuker sepatu gue sama sepatu butut kegedean ini." teriak Amora menggelegar di koridor sekolah
Yang lebih parahnya, Ia harus mendekam di ruang, BK karena sudah berurusan dengan si tersangka pencuri sepatunya yang tak lain adalah Adam Wijaya. Si ketua osis yang berdarah dingin, tidak punya belas kasih dan sarkas.
Ini kisah Amora dkk yang masuk ke dalam kelas buangan, dan harus berurusan dengan antek-antek osis yang berasal dari kelas unggulan yang di gawangi oleh Adan Wijaya.