Rani duduk di bangku kelas 2 SMK. Ia mempunyai teman laki-laki bernama Ari. Rani sudah bersahabat dengannya sejak beberapa Bulan lalu. Kebetulan, mereka ketemu dalam melakukan kegiatan.
Suatu hari Rani berjalan menuju kantin bersama sahabatnya, Tani. Rani memesan makanan dan minuman, sedangkan Tani hanya memesan minuman. Mereka berdua duduk di salah satu kursi kantin. Sewaktu Kelas 1SMK, Rani dan Tani satu sekolah dan mereka bersahabat.
"Kamu tidak makan? Tumben," kata Rani. "Ahahah, aku hanya sedang malas saja," jawab Tani. Mereka berdua makan dan minum sambil berbicara. "Tan, kamu tahu tidak, sebenarnya aku sudah tertarik dan naksir sama Ari. Janji, ya jangan kasih tahu! Aku malu kalau sampai ketahuan. Tapi, masa aku juga suka sama Riki. Aneh ga sih, suka sama dua orang sekaligus?" kata Rani. Tani hanya tertawa.
Sepulang Perakerin, Rani pergi keluar Kantor untuk pulang. Di perempatan, ia melihat Ari. "Eh, Rani? Mau pulang, ya?" tanya Ari. "Iya," jawab Rani. "Arah jalan kita kan sama tapi jauhan rumah kamu, jadi mau pulang bareng, ga?" ajak Ari spontan.
Rani mengangguk.
Tiba-tiba Rani bertanya, "kar, kamu tahu Riki ga? Itu, loh, anak yang perakerin baru?," Ari terdiam sejenak lalu menjawab, "Iya, aku tahu. Yang kulitnya sawo matang itu, kan? Memangnya kenapa?"
"Ahah, tidak apa-apa," Rani Berbicara sambil tersenyum. "Jangan-jangan, kamu naksir ya, sama dia?" ledek Ari sambil tersenyum. "Hahah, kamu kok tahu...?"
Ari pulang ke rumahnya. Ia menaruh tasnya di kamarnya. Ia lalu berbaring di ranjangnya. Ia berfikir. "Kenapa ya, saat tadi Rani bilang bahwa dia naksir sama Riki, aku merasa jengkel?" ucapnya. Lalu ia bangun dari baringannya dari duduk di ranjangnya. Ia terdiam sejenak. "Apa ini dampak dari masa dewasaku? Ah, tak mungkin. Masa aku naksir sama temanku sendiri,"
Gaura Gyana harus menikah dengan Wirabadra Pangestu, karena sang kakak -Serena- menghilang tiba-tiba seminggu sebelum pernikahan dimulai. Gaura tidak bisa menolak, karena sebagai anak angkat, ia tidak berhak banyak menuntut. Ia bersedia menikah dengan Badra, meski gadis itu tahu jika bersamanya hanya sekadar pelampiasan untuk lelaki itu.