Kalila Elara, gadis 17 tahun pecinta mozzarella sticks itu, mempunyai pandangan yang sederhana tentang hidup. Menurutnya, masalah tidak akan menjadi besar jika kamu tidak menganggapnya sebagai masalah. Pendek kata, Kalila tuh nggak ribet. Kalau nilainya di sekolah turun, dia tinggal memperbaikinya lagi di lain waktu. Kalau teman dekatnya curhat sambil menangis sesenggukan akibat kelakuan pacarnya, Kalila akan menyuruh mereka untuk putus saja. Kalau dia sedang suka dengan seorang cowok dan ternyata perasaan itu bertepuk sebelah tangan, ya sudah, Kalila tidak akan ambil pusing dan memaksakan diri agar bisa disukai oleh cowok itu.
Lalu, ia bergabung dengan klub Mozaikata.
Awalnya, ia masuk klub tersebut atas permintaan sang ibu yang gerah melihat anak perempuannya itu tidak pernah melakukan hal yang produktif di rumah. Mozaikata tidak pernah dianggap serius oleh Kalila, apalagi kegiatan tiap pertemuannya didominasi oleh menulis karangan bersyarat yang menurut Kalila hanya membuang-buang waktu senggang saja.
Namun, semuanya berubah saat ia menyadari kalau karangan teman-teman satu klubnya itu menyimpan banyak makna tersirat. Seperti mengapa Antares, cowok-ganteng-nyaris-sempurna yang ia kagumi setengah mati, selalu menjadi pihak yang diputuskan oleh perempuan. Juga mengapa ia, sebagai orang yang tidak pernah memandang hidup sebagai masalah, terkadang harus melihat kehidupan lewat kacamata orang lain.
Mozaikata berhasil membolak-balik hati dan otak Kalila, membuat hidupnya jadi semakin berwarna.
"Dia pacaran sama salah satu guru di sekolah kita. Dan sering main ke rumah guru itu, bahkan berteman baik sama anak gurunya. Adek lo," ungkap Antala.
Sergio diam sesaat.
"Ha? Gimana?"
"Dia pacar Pak Damian, bokap lo."
Poker Face boy VS Girl Bos
×××
Update setiap hariii!!