Ketika kau merasa diawasi dengan apapun yang kau lakukan hingga membuatmu tak nyaman. Tatapannya yang selalu membuat pikiranmu seketika kosong. Kau ingin menjauh tapi kau tak bisa. Bahkan untuk mengendalikan dirimu sendiri kau tak pernah mampu karna tatapannya... Aku menatap tajam pada Kafka yang masih setia menatapiku terang-terangan. "Apaan lo liat-liatin gue dari tadi, Naksir lo sama gue, hah?!" Teriakku menggelegar membuat semua perhatian siswa di kantin kearahku. Good, Ulfa! Sesalku setelah sadar tadi lepas kontrol. Kafka bangkit dari duduknya kemudian melangkah perlahan ke arahku hingga ujung sepatu kami bersinggungan menatapku lamat-lamat membuatku gugup setengah mati. Kafka mengangkat daguku dengan tangan kanannya membuatku mau tak mau harus mendongak menatapnya yang memerhatikan setiap inci wajahku. "Kalau aku memang menyukaimu kenapa?"ucapnya yang ku yakin masih dapat didengar oleh seluruh penghuni kantin.
8 parts