Langit sudah menghitam. Matahari sudah tertutup awan kelabu. Hawa dingin menyergap. Orang-orang berkata, "Wah, hujan akan turun!" Hujan. Nama itu. Namamu. Indah dihiasi rintik air yang statis membasahi tanah. Hujan. Senja Senja. Hujan. Hujan dilangit senja. Merah saga memesona ditemani rintikan hujan. Aku dan Hujan. Aku, Senja. Senja yang selalu membutuhkan Hujan. Senja yang ingin ditemani Hujan. Hujan yang dingin. Senja yang hangat. Membekukan dan menghangatkan. Bukankah kita berbeda? Tak bisakah kita bersatu? Apakah dua keindahan itu tak bisa selamanya bersama? Hujan. Hujanku. Hujanku yang kini diam diselimuti kain coklat bumi. Hujanku yang selalu tersenyum dingin dan kaku. Menusuk. Namun, hatiku hangat melihatnya. Hujanku yang terdiam seraya tersenyum manis disaat kita berpisah selamanya. Hujanku. Dapatkah kau kembali? Menemani Senjamu yang tak lagi indah tanpa iringan Hujan. -Senja, rintikan Hujan disini-