Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu, Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni Dihapuskannya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu. -Hujan Bulan Juni (Sapardi Djoko Damono) *** "Sapardi Djoko Damono? Gue kira cewek kayak lo sukanya Lang Leav." "Lang Leav bagus sih. Tapi, sastrawan Indonesia gak kalah keren, kok." "Kenapa Sapardi Djoko Damono?" "Ganti pertanyaan lo jadi, 'kenapa Hujan Bulan Juni' deh." "Kenapa Hujan Bulan Juni?" "Karena puisi itu mengajari gue bahwa dengan mencintai, kita memberikan secercah kehidupan, seberkas cahaya, setitik harapan untuk orang lain sementara dicintai itu adalah tanda bahwa kita masih diberkati setiap harinya. Dicintai berarti pada setiap detiknya, pada setiap jantung kita berdetak, pada setiap hembusan nafas, pada setiap kedipan mata; ada seseorang yang selalu mendoakan yang terbaik untuk kita." "Lucunya kita selalu mencintai orang yang tidak bisa kita miliki dan dicintai oleh orang yang tidak kita inginkan." "Gak sedangkal itu. Mencintai dan dicintai tidak selalu berarti memiliki. Love shall set you free." Love shall set you free. Perhaps, that's why you always easily let me go, or even let him go. My blooming flower, I wish you know that I desire to be kept by you.
18 parts