MATA itu memacarkan ketakutan yang teramat sangat. Tangannya berusaha menghentikan aliran darah yang keluar dari luka di kakinya. Begitu lemah, bahkan dengan sedikit kekuatan milikku akan membuatnya mati dengan cepat.
Tapi tidak, aku tak akan membuatnya mati semudah itu. Dia ingin merebut jiwaku, akan kubuat ini sedikit lebih sulit. Penderitaan sebelum kematian? Sepertinya menarik. Dengan sisa – sisa kekuatannya yang tidak berguna itu, ia berusaha menegakkan tubuhnya yang sedari tadi tergeletak kesakitan.
“ Tidak Emily, itu bukan dirimu. Kau bisa melawannya. Kembalilah bersamaku Emily, kumohon.” Ia kembali merintih kesakitan.
Apa? Jangan harap aku menurutimu makhluk lemah! Aku tersenyum, perlahan – lahan kulangkahkan kaki mendekatinya. Mengangkat pisau yang sudah berlumuan darah dan bersiap untuk membunuhnya.All Rights Reserved