Attention seeker

Gianita aselyn, gadis populer yang sempurna dalam segala aspek, minus dibagian otaknya yang dangkal. Hidupnya penuh perhatian dari setiap orang, seperti apa merek sepatunya, apa merek tasnya, bagaimana caranya berjalan, makanan apa yang dipesannya dikantin. Semuanya disorot. Dan bagi seorang gianta dia sudah biasa akan hal itu. Lagian semua perhatian ini didapatnya dengan susah payah, dia mendapatkan segala kepopuleran dan perhatian ini dari sikap sempurnanya. Si attention seeker.

Denial arkanta, laki - laki yang menghabiskan waktunya dengan berdiam diri diperpustakaan, hawa keberadaanya nyaris tak terdeteksi. Dia hanya seorang laki - laki yang mendewakan irama piano lembut dan buku - buku berbeda dari anak - anak seusianya yang menghabiskan waktu untuk tebar pesona ataupun hangout bersama. Semua itu tak ada dalam daftar hal yang harus dilakukannya. Cupu? Nerd? Bukan dia tidak masuk salah satu kategori itu. Dia lebih kearah unseen... tak terlihat. Si pecinta ketentraman.

Entah karena malaikat sedang bosan melihat hidup membosankan mereka, atau karena malaikat memang benar - benar bosan akan sikap mereka, tangan usil sang malaikat pun menuliskan jalan kisah yang menyerepetkan hidup mereka.

" lo itu udah macem hantu yang gak keliatan tau gak !!! apa lo gak pernah kepikir supaya ada seseorang menyadari keberadaan lo?? Bukankah rasanya sakit kalau semua orang gak nganggep diri lo ada " gianta mencurahkan emosinya.

" dan menjadi seseorang yang hidup dalam kebohongan seperti anda? Tidak terimakasih" balas denial kalem. Matanya tetap menatap buku yang dipegangnya tanpa repot menoleh kearah gianta.

" seenggaknya gue gak hidup seperti lo yang gak dikenal siapapun disekolah " gianta berucap dengan nada sinis, denial sedikit merasa terusik. Dia lalu melirik gianta dari sudut matanya.

" saya lebih suka menjadi diri saya sendiri dari pada menjadi sempurna hanya untuk sebuah pengakuan"

Dan mereka berduapun terdiam...