Bitte Verzeih Mir
  • Reads 49
  • Votes 7
  • Parts 1
  • Reads 49
  • Votes 7
  • Parts 1
Ongoing, First published Nov 14, 2016
Gilbert merasa pertemuannya dengan wanita itu bukanlah suatu kebetulan melainkan bagai takdir yang menyiksanya. Suara yang dilantunkan wanita itu terdengar menyayat hati, perlahan-lahan menguak ingatan misterius akan dirinya. Ditambah dengan kondisi Gilbert yang sering tak sadarkan diri. Hari-hari ia jalani demi mencari kunci dari semua pertanyaan tak terjawab, tanpa ia sadari bahwa kunci itu sudah ia miliki.
All Rights Reserved
Sign up to add Bitte Verzeih Mir to your library and receive updates
or
#255hetalia
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kisah Tak Sempurna cover
Kesayangan Bunda cover
The Qonsequences cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
He Fell First and She Never Fell? cover
After Graduation cover
Rafa  cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
Little Dumplings cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.