Love Out Of The Sea [COMPLETED]
  • Reads 175,802
  • Votes 9,615
  • Parts 31
  • Reads 175,802
  • Votes 9,615
  • Parts 31
Complete, First published Nov 19, 2016
"Aku akan selalu menunggumu." Ucap seorang pria yang sedang berlayar karna tugas yang sedang di lakukannya.

Bagus Setya Pradikta , seorang Abdi Negara TNI-AL, yang pada saat dia masih menjadi  Kadet AAL merasakan jatuh cinta pada seorang gadis SMA. Namun, belum di ketahui sampai saat ini apakah perasaan cinta itu masih tumbuh hingga sekarang?

* 

"Laut.. Akankah engkau bisa memahami hatiku dan bisa menjadi saksi cintaku?"

Anindya, gadis berprofesi sebagai Kowal yang sangat terobsesi dengan laut karna banyak kenangan bersama laut.






Cerita kedua yang menceritakan tentang militer. Jika ada salah kata, kesamaan tokoh, tempat, harap maklum. Kalo gak suka cerita ini, mening gak usah baca.

My second story.


A fiction story by DilaS
All Rights Reserved
Sign up to add Love Out Of The Sea [COMPLETED] to your library and receive updates
or
#31pendidikan
Content Guidelines
You may also like
C by IniAku-BukanKamu
27 parts Complete
"Drama banget hidup gue. Bahkan sinetron azab pun tidak semenyedihkan ini, sial." Gadis itu menunduk, melihat ke bawah dengan tatapan kalut. Kemudian ia menatap ke atas langit, hujan, tak ada bintang. Hanya ada langit gelap yang sesekali menjadi begitu terang karena kilatan petir. "Mak, kenapa nggak ajak Clara sekalian, sih?" lirih gadis itu membiarkan air hujan menerpa wajahnya yang penuh luka lebam. Bahkan tetesan air di tangannya berubah menjadi kemerahan, bercampur dengan darah. Ia tak menangis, lebih tepatnya sudah lama ia tidak bisa menangis. Sebelum memutuskan keluar di tengah hujan lebat, ia menikmati kesendirian yang menyakitkan di emperan ruko tak jauh dari jembatan ini. Sendiri yang begitu sakit karena dadanya yang sesak dan tangannya yang tak berhenti mengeluarkan darah yang bersumber dari sayatan yang ia buat sendiri. Ia kembali menundukkan kepala. Memejamkan mata erat, membiarkan rasa sakit fisik dan mentalnya bersatu dengan gumuruh suara petir. Mungkin, ini terkahir kalinya ia menikmati rasa sakit itu. Karena ia memilih untuk, menyerah. "Lo gila?!" Gadis itu membuka kembali matanya, tangannya semakin terasa perih karena terbentur aspal jembatan. Tak lain karena dorongan pemuda yang saat ini menatap tajam ke arahnya. Ia mengerjap bingung. Mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. "Lo mau bunuh diri, hah!?" Sentakan pemuda itu membuat dia sadar, ia gagal. Gagal untuk mengakhiri penderitaannya malam ini. Menyadari hal itu membuatnya tanpa sadar meneteskan air mata. Entah ia harus bersyukur atau justru menyalahkan pemuda yang saat ini berjongkok di hadapannya. Pemuda yang membuat percobaan bunuh dirinya malam ini gagal total. Jadi ia masih harus melanjutkan hidupnya yang menyedihkan ini?
You may also like
Slide 1 of 10
C cover
NDORO KARSO (DELETE SEBAGIAN)  cover
GAVIN 21+ cover
Transmigrasi Seksi Bumil  cover
Jatuh Cinta Di Udara ✔ cover
My Husband Soldier (TAMAT) cover
ONLY YOU CAPTAIN ! [END]  cover
Wanita Kedua Suamiku (On Going) cover
Struggle Of Love [COMPLETED] cover
Give Me Your Sandwich! [END] cover

C

27 parts Complete

"Drama banget hidup gue. Bahkan sinetron azab pun tidak semenyedihkan ini, sial." Gadis itu menunduk, melihat ke bawah dengan tatapan kalut. Kemudian ia menatap ke atas langit, hujan, tak ada bintang. Hanya ada langit gelap yang sesekali menjadi begitu terang karena kilatan petir. "Mak, kenapa nggak ajak Clara sekalian, sih?" lirih gadis itu membiarkan air hujan menerpa wajahnya yang penuh luka lebam. Bahkan tetesan air di tangannya berubah menjadi kemerahan, bercampur dengan darah. Ia tak menangis, lebih tepatnya sudah lama ia tidak bisa menangis. Sebelum memutuskan keluar di tengah hujan lebat, ia menikmati kesendirian yang menyakitkan di emperan ruko tak jauh dari jembatan ini. Sendiri yang begitu sakit karena dadanya yang sesak dan tangannya yang tak berhenti mengeluarkan darah yang bersumber dari sayatan yang ia buat sendiri. Ia kembali menundukkan kepala. Memejamkan mata erat, membiarkan rasa sakit fisik dan mentalnya bersatu dengan gumuruh suara petir. Mungkin, ini terkahir kalinya ia menikmati rasa sakit itu. Karena ia memilih untuk, menyerah. "Lo gila?!" Gadis itu membuka kembali matanya, tangannya semakin terasa perih karena terbentur aspal jembatan. Tak lain karena dorongan pemuda yang saat ini menatap tajam ke arahnya. Ia mengerjap bingung. Mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. "Lo mau bunuh diri, hah!?" Sentakan pemuda itu membuat dia sadar, ia gagal. Gagal untuk mengakhiri penderitaannya malam ini. Menyadari hal itu membuatnya tanpa sadar meneteskan air mata. Entah ia harus bersyukur atau justru menyalahkan pemuda yang saat ini berjongkok di hadapannya. Pemuda yang membuat percobaan bunuh dirinya malam ini gagal total. Jadi ia masih harus melanjutkan hidupnya yang menyedihkan ini?