Prolog
"Ayah, masa aku les bahasa inggris, sih? Kenapa bukan MTK aja? Kalau pintar MTK kan keren." Aku mengeluh pada Ayah, karena sebelumnya aku tidak tahu apa-apa bahwa Ayah telah mendaftarkanku ke salah satu lembaga kursus bahasa inggris didekat rumahku. Apa alasan Ayah sehingga aku harus kursus bahasa Inggris? "Hey, good morning, sweety!" Salah satu guru menyapa ku dan mengantar ku ke ruang belajar. Semua pandangan tertuju padaku dan mengucapkan "Hi!", aku tidak mengenal satupun dari mereka, sepertinya tidak ada yang satu sekolah denganku. Aku duduk disamping laki-laki bertubuh cukup besar dan tinggi, "Gio, grade 4th." Dia menyapaku dan langsung memperkenalkan diri, "Marsya, grade 4th too." Jawabku tegas sambil sedikit tersenyum.
Dua tahun berlalu, aku dan Gio menjadi teman dekat. Kami selalu janjian didepan sekolahku saat akan menuju kursus, kami juga selalu jalan kaki berdua saat pulang dari kursus. Aku pernah main kerumah Gio, waktu itu sudah ada tamu yang datang, seorang ibu dan anaknya, namanya Amel. Amel tersenyum lebar saat melihat Gio datang, kemudian melihatku sinis. Gio kemudian memperkenalkanku kepada Mamanya, "Ma, ini temanku, Marsya. Cantik, ya?" Tante Vita tersenyum manis melihat tingkah anaknya. Aku langsung tersipu, Amel menarik tangan ibunya dan meronta ingin pulang.
Hari itu hari pertamaku mengetahui bahwa aku jatuh cinta dengan Gio. Gio yang sekarang tidak pernah meneleponku lagi, semenjak kami masuk SMP. Hari itu juga, aku berterima kasih pada Ayah telah mendaftarkanku kursus bahasa inggris, walaupun setelah masuk SMP, aku tidak pernah lagi bertemu Gio di lembaga kursus itu.
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.