Story cover for MEMORI UNTUK IBU by itshadiw
MEMORI UNTUK IBU
  • WpView
    Reads 4,935
  • WpVote
    Votes 171
  • WpPart
    Parts 5
  • WpView
    Reads 4,935
  • WpVote
    Votes 171
  • WpPart
    Parts 5
Complete, First published Nov 21, 2016
Di atas segalanya, cinta kepada orangtua adalah yang utama. Prinsip itulah yang dipegang, diyakini, dan diamalkan oleh dua kakak-beradik yang ada di dalam novelet ini. Hamid dan Thariq. Lebih tepatnya: Ibu. 
Bagi semua anak, apalagi mereka, Ibu adalah segalanya.

Sebelum meninggal, Ibu mereka berpesan, meminta satu hal kepada mereka. Ialah impian Sang Ibu selama ini. Impian yang sungguh mulia. Tentu saja mereka mengiyakan permintaan ibu mereka itu. Apalagi permintaan itu adalah permintaan yang mulia. Yang memang dianjurkan oleh Yang Maha Kuasa. 

Namun, bagaimana mungkin mereka bisa hidup sendiri. Tanpa ibu. Tanpa ayah. Ke mana ayah mereka?

Bagaimana mungkin mereka yang masih duduk di bangku kelas tiga Madrasah Tsanawiyah bisa bertahan hidup dan mewujudkan amanat sekaligus impian ibu mereka itu?

Bagaimana kisah mereka melewati cobaan hidup di zaman yang tingkat individualitasnya sudah amat sangat tinggi ini? Lantas bagaimana pula ceritanya Hamid bisa sampai ke Kota New York dan mendapatkan penghargaan yang luar biasa bergengsinya? 

Selengkapnya hanya di NOVELET MEMORI UNTUK IBU! Sebuah novelet yang telah melelehkan ribuan airmata dan sarat akan pesan dan makna.
All Rights Reserved
Sign up to add MEMORI UNTUK IBU to your library and receive updates
or
#75recommended
Content Guidelines
You may also like
Kawin Kontrak? [COMPLETED] by bilqiss_
23 parts Complete
[COMPLETED] "Jadi lelaki itu yang akan dijodohkan ibu denganku? Tega sekali, Ibu," gerutuku. Aku semakin membulatkan tekadku untuk menolak ini. Tanpa kusadari, ibu melihat ke arah jendela kamarku dan melihatku kesal. Beberapa saat kemudian, terdengar suara pintu kamar diketuk. "Baby, buka pintu!" Pintanya tegas. Aku pun membukakan pintu. Lalu menelungkupkan badanku di atas kasur. Ibuku menarik kursi belajarku mendekat ke arahku dan memandangiku, lalu berkata pelan padaku. "Kau tahu sendiri kan kebiasaan di sini? Kau juga tahu asal usulmu? Kau paham betul, bagaimana ibumu ini bertahan? Semua karena ibumu ini sepakat dengan norma di sini. Mana mungkin kita bisa hidup cukup seperti ini kalau tidak mengikuti itu semua. Baby, kau tahu itu semua. Harusnya kaupun seperti ibumu ini, ikut arus itu." Melihatku tidak memandangnya, ibu terus mengatakan hal-hal yang sebenarnya kami berdua sama sama tahu. "Ibu menikah dengan bapakmu ketika seusiamu. Dengan itu, ibu bisa memiliki rumah ini dan seperangkat alat jahit. Ibu mampu membesarkanmu, menyekolahkanmu, memenuhi segala keinginanmu, dan tidak pernah menyusahkan orang lain. Kau memang tidak pernah bertemu bapakmu, tapi ibumu ini sudah bercerita tentangnya." "Kita hidup tanpa kekurangan. Bahkan bisa membantu sesama. Kita pun hidup bahagia. Mereka yang juga melakukan ini pun juga sama." "Menikah bukan sesuatu yang salah, Baby." Ibuku mengakhirinya dengan kalimat itu, lalu berdiri hendak keluar kamarku. "Tapi menjanda di usia muda bukan keinginanku, Bu." Balasku sebelum ibu keluar kamar. Ibuku berhenti sejenak, kemudian keluar dari kamarku. Happy reading~ Jangan lupa untuk: √ Vote √ Coment √ Kritik dan Saran Hargai author dengan vote, terimakasi💞
You may also like
Slide 1 of 10
Berawal dari Amanah Ibu Berakhir menjadi Prinsip Hidupku cover
Kawin Kontrak? [COMPLETED] cover
ZONA BABYGIRL  cover
Ya Rabb Beri Kami Hidayah-Mu cover
ASA: Semesta Itu Bukan Milik Kita  cover
MAHABBAH [SELESAI] cover
Bersama imamku  cover
SETULUS CINTA SANG MUALAF cover
HULYA cover
Labuhan Terakhir  cover

Berawal dari Amanah Ibu Berakhir menjadi Prinsip Hidupku

19 parts Complete

Sebuah janji sederhana yang diucapkan seorang anak di tepi ranjang ibunya yang sakit, menjadi kompas hidupnya hingga dewasa. Ini bukan sekadar cerita tentang menolak godaan dunia, tapi tentang bagaimana cinta seorang ibu bisa hidup dalam prinsip seorang anak, bahkan setelah kematian memisahkan mereka. Aku, Adi Pratama, hanyalah anak kampung biasa. Sejak kecil, aku hidup dengan pesan-pesan sederhana dari Ibu: "Jangan merokok. Jangan pacaran. Jauhi narkoba dan pergaulan bebas". Pesan itu bukan sekadar larangan-itu adalah amanah. Sebuah janji yang harus kujaga, bahkan ketika Ibu tak lagi ada di dunia ini. Di tengah derasnya arus zaman dan godaan yang datang silih berganti, aku belajar berdiri tegak di atas prinsip hidup yang Ibu tanamkan. Ketika dunia mencoba menarikku ke arah lain, aku memilih setia pada satu suara: suara Ibu yang masih hidup dalam setiap langkahku. Ini adalah kisah tentang cinta yang tak bersyarat, tentang perjuangan seorang anak menjaga kehormatan ibunya, dan tentang bagaimana amanah sederhana bisa menjadi kompas hidup selamanya. Sebuah Cerita inspiratif berdasarkan kisah nyata, dibalut dengan alur fiktif yang menyentuh dan penuh makna.