"Lo nyebelin!" aku memukul Zio dengan bantal saat aku tahu bahwa dia telah menaruhkan garam dalam sirupku. "Ahahaha!" tawa Zio nyaring sambil terus menghindar dari seranganku. Sekejap, ia berhenti tertawa dan memegang tanganku. "Gue beneran nyebelin?" "Iya!" balasku spontan. "Jail?" "Banget!" "Iseng?" "Selalu!" "Tapi ngangenin kan?" Aku sempat terdiam. Sebenarnya iya, tapi................"Gak!" Aku berbohong.