"Semua murid terbaik memang seharusnya diterima di sekolah yang terbaik, kan?" kata Julian.
Harapan Meara untuk masa SMA-nya nggak muluk-muluk. Dia hanya ingin masuk ke SMA paling favorit se-Malang bersama dengan sahabat-sahabat dan juga pacarnya lalu masuk ke tim ekskul yang keren.
Ada empat tim basket SMA di Malang yang menjadi incaran Javas, tapi hanya satu tim yang sesungguhnya yang benar-benar dia inginkan. Reputasi timnya bagus, pelatih yang punya nama, dan dia pasti akan semakin berkembang saat nanti bergabung dengan tim itu.
Sayang, bad luck menghampiri kedua remaja itu. Tidak ada sekolah favorit se-Malang untuk mereka. Meara harus berpisah dengan sahabat-sahabatnya. Javas harus menghapus mimpinya untuk bisa bergabung dengan tim basket paling kuat se-Malang.
Memasuki dunia yang baru membuat mereka yakin bahwa tidak ada lagi mimpi untuk mereka. Namun ketika keadaan memaksa mereka, pertanyaan demi pertanyaan muncul yang kemudian mengusik apa yang selama ini mereka percaya. Persahabatan dan mimpi. Mencampuradukkan apa yang mereka percaya dan tidak menjadi abu-abu seperti warna SMA.
Elliot Jensen and Elliot Fintry have a lot in common. They share the same name, the same house, the same school, oh and they hate each other but, as they will quickly learn, there is a fine line between love and hate.