When Love Giving You a Choice
  • Reads 261
  • Votes 3
  • Parts 2
  • Reads 261
  • Votes 3
  • Parts 2
Ongoing, First published Oct 21, 2013
Dunia seakan perlu tahu tentang ini 
Semua pilihan yang kamu pilih 
Cinta yang menuntun jalanmu sampai sejauh ini 
Apakah sudah sesuai pilihan? 
Memilih dan dipilih adalah sebuah hak untuk 
hatimu 
Meski terkadang hak ini menyimpang jauh 
Selama tidak menyimpang jauh dan dalam batas 
normal 
Masih ada banyak kesempatan untuk 
memperbaikinya 
ketika cinta memberimu pilihan 
Saat ini hatimu mempunyai peranan penting 
Hatimu adalah tokoh utama dalam menentukan 
pilihan ini 
Memilih atau dipilih sekali lagi tergantung pada 
hatimu 
ketika cinta harus memaksamu menentukan pilihan 
Yakinlah bahwa kedewasaan sudah memberimu 
pertanda 
Tiba Saatnya hati nurani memilih cinta yang tepat 
Cinta yang kamu dambakan seumur hidupmu 
Cinta yang tidak akan pernah kamu lupakan 
Cinta yang kekal abadi, hingga maut yang 
memisahkan kalian 
memilih cinta yang salah bukan merupakan suatu 
bencana 
Justru sebagai batu lompatan untuk memilih 
tambatan hati yang tepat 
dan ketika cinta sudah memberimu pilihan 
Maukah kamu bersumpah? 
Bersumpah untuk berpihak pada pilihanmu, 
bersumpah untuk jangan pernah menyia-nyiakan 
pilihanmu, bersumpah pada pilihan kamu sendiri 
Berterimakasihlah pada cinta, karena cinta sudah 
memberikanmu yang terbaik 
Abaikan yang lain, fokus pada pilihan baru ini 
Pilihan yang memberikan sosok, sosok yang bisa 
menjagamu 
Menjaga kamu lahir dan batin 
Bersyukurlah! 
Bersyukurlah karena ketika cinta memberimu 
pilihan
All Rights Reserved
Sign up to add When Love Giving You a Choice to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Minis(try) cover
Imperfect Couple cover
5 Criteria To Be My Boyfriend cover
Personal Assistant! cover
Mysha(21+)  cover
OneShott cover
EVERYTHING, IN TIME  cover
because of my stupidity cover
Tanda Seru cover
Susu Supir dan Satpam cover

Minis(try)

90 parts Complete

"Akhirnya gue keterima magang, Bang!" Teriaku pada Bang Jeno, kakakku yang sampai sekarang belum bisa dibanggakan. Bang Jeno yang sedang bermain ponsel mendengkus, "Magang modal orang dalam aja bangga," "Ngakunya anti nepotisme, tapi mau magang aja minta bantuan bokap. Ke pemerintahan pula." Lanjutnya menyadarkan ku dari fakta menyedihkan ini.