"Coba Atha tebak, apa yang jauh di mata tapi dekat di hati?"
"Usus."
"ATHAA!"
___
Begitulah Atha di mata Netha. Serius, dingin dan kaku.
Jika Netha selalu mengejar Atha, maka Atha selalu mengejar uang.
Jika Netha selalu mencintai kehadiran Atha, maka Atha selalu mencintai pelajaran hitung-hitungan.
Jika Netha selalu berambisi mengejar untuk mendapatkan Atha, maka Atha selalu berambisi untuk mengejar cita-citanya.
Netha dan Atha. Keduanya bagaikan langit dan bumi, Yin dan Yang serta air dan api. Sedikitpun tak ada celah bagi Netha untuk mendapatkan Atha dalam hidupnya, Atha yang selalu melihat ke depan, Atha yang selalu bergerak maju tanpa memerhatikan sekelilingnya membuat Netha harus mengejar sosok itu dengan cepat. Hingga pada akhirnya Netha berhasil menghadang jalan Atha, gadis itu menjulurkan tangan agar dapat berjalan bersama-sama namun ditepis dengan cepat oleh Atha.
"Lo tahu? Rasa lo itu cuma sekedar ambisi buat ngedapatin gue. Gue enggak mau buang-buang waktu buat ngeladenin orang kayak lo." -Atha Adithya-
"Kamu selalu jalan ke depan, natap ke depan, buru-buru tanpa mencoba menikmati setiap momen di samping kamu. Memangnya di depan ada apaan sih?" -Netha Fanindita-