Seperti yang biasanya kita ketahui, salju sejatinya adalah air yang jatuh dari awan yang telah membeku menjadi padat dan seperti hujan. Salju terdiri atas partikel uap air yang kemudian mendingin di udara. Namun, orang awam pasti akan mengagung-agungkan bentuk indah dari salju. Prisma, Stellar Plates, Sectored Plates dan lain sebagainya.
Namun, tetap saja. Salju merupakan sesuatu yang rapuh, jika tersentuh akan hilang dan lenyap, jika di hadapkan oleh suhu yang panas juga akan hilang dan lenyap. Salju merupakan bentuk kelemahan yang indah. Sama seperti kisah Putri Salju yang kendatinya sebuah bentuk kecantikan tetapi begitu lemah. Namun, berbeda dengan Maurelia, yang rapuh tetapi harus menangguhkan diri karena ia tidak hidup dalam cerita dongeng layaknya Putri Salju. Berbeda dengan Maurelia, yang sudah diambang keputusasaan ditengah menjalani atau mengakhiri hidup. Berbeda dengan Maurelia yang mencoba berdiam diri atau bebas dari belati yang tertancap di hati.
Salju baginya hanyalah tentang dia.
Tentang dia yang ingin pergi dan enyah dari semesta yang suka mencandai tangisannya.
Tentang dia yang muak menjalani semua, di saat secercah harapan turun tetapi sekali lagi, semesta hanya suka bergurau dengannya.
Tentang dia yang mencoba bernegosiasi dengan alam yang tak sejalan dengan dambaanya.
Tentang dia yang memilih pergi atau tetap di sisi semesta yang senang menertawakan keterpurukannya.
Salju hanyalah tentang dia.
©Copyright 2016 by sweetpsycho_1 All Rights Reserved
Read more