Berdiri tegak, meski rapuh tak dapat dielak. Kerja keras sekuat tenaga meski sempat tergerus malas. Tak bernaungan kesamaan, namun sesama berumpat tuk perang akan lawan, lalu harap menang! Jauh memang, namun jarak pandang kita tak akan terputus lebus. Biar doa yang selalu menjadi hubungan kedekatan, meski tangan tak berjabat, selalu ada niat dan tekat yang ku genggam erat. Baik Tuhan siapkah Engkau kirimkan seribu kebaikan dan pertolongan untuk kita, ya kita yang saat ini berjuang atas nama cinta dan cita-cita. *** Si Mbok tertelan iba, kian berdiam diri sembari membelalakkan mata hatinya saat akan menyampaikan rangkaian kata kepada Genduk Manis(GeMa) kepunyaannya. Nafas sudah diatur sedemikian baiknya, meski batinnya tak sampai tuk menyampaikan. Namun ini kudu dibicarakan dengan GeMa. "Woalah to nduk, nduk. Kekarepanmu kok gede temen. Si mbok mung biso nyambut gawe serabutan ngene ki. Ning ojo dadi cilik e atimu, si Mbok dedungo Mugi Allah ngijabahi kepengenan mu yo nduk..." GeMa pun tertegun anggun dalam tunduknya. Sedangkan, tangannya sibuk membasuh linang air mata.