"Kami telah memutuskan kalau kau harus melanjutkan pendidikanmu di London, Lis" ucap ayahku. Diriku yang sontak terkejut hanya menatap ayah ibuku tak percaya. "Mereka memutuskan untuk "mengasingkan" diriku yang beribu-ribu kilometer jauhnya begitu ?" tanyaku dalam pikiran. Edbert, adik kecilku hanyalah melongo dan menundukkan kepalanya, menandakan dirinya pun juga merasakan terkejutan dan kesedihan yang sama seperti yang kurasakan. Namun, apa yang kurasakan sekarang ini sangat berbeda dengan perasaan ku pertama kali mendengar ucapan ayah. Setelah menempuh jenjang berikutnya selama 2 tahun, diriku berkembang menjadi suatu sayap yang sangat beragam dan eksotik. Berbagai pengalaman jatuh dan bangun membuat diriku semakin kuat dan segala ketidakmasukalan yang kualami, membuat diriku berbeda dari yang dulu.