Kepadamu, Salam hangat sejak 2 tahun pertama yang begitu berharga untukku lupakan begitu saja. Hari pertama aku menginjak dunia kuliah dan penampilanmu saat pertunjukan itu membuatku merasa seolah-olah kau menuntun hatiku untuk jatuh tepat dihatimu. Maukah kau bertanggung jawab? Iya, bertanggung jawab tentang hatiku yang ku titipkan kepadamu dan kau seolah tak membiarkan aku mengambilnya kembali. Namun sebenarnya itu salahku karena telah menitipkan hati pada tempat dan saat yang tak tepat. Kenapa aku begitu tak sabaran? Izinkan aku memberitahumu satu hal, bahwa aku menyayangimu. Mengapa tidak mencintaimu? Jawabannya, karena mencintai itu harus berbalas. Seperti Tuhan mencintai makhluknya yang mencintaiNya pula. Berbanding terbalik dengan menyayangi. Menyayangi ialah ketika kita sayang seseorang dengan tulus, tak ingin melihatnya terluka dan selalu peduli padanya dan itu semua tak perlu berbalas. Sama seperti rasa sayangku kepadamu. Hal yang selalu ingin disembunyikan olehku adalah perasaanku. Kamu tidak boleh mengetahuinya, sama sekali tidak. Namun terkadang aku ingin bersikap egois, memaksa keadaan harus mendukungku. Kamu adalah jawaban atas semua pertanyaanku. Pelabuhan pertama yang ku singgahi. Meski tak pernah sebelumnya ku singgah di sana namun itu cukup memberi kesan bermakna pada hidupku. Terima kasih sudah mau membaca surat ini dan terima kasih karena kamu sudah diam di situ, tak kemana-mana. Karena aku tak ingin merepotkanmu dengan mengedepankan rasa egoisku. -Fahmi Muhammad Al-Ghifari- Penungggu Setiamu 💞 -Darin Rania Salsabila-