Kenapa Harus Luka?
  • Reads 8,695
  • Votes 896
  • Parts 4
  • Reads 8,695
  • Votes 896
  • Parts 4
Ongoing, First published Dec 13, 2016
[ON GOING]
[Sedang Direvisi]

***
       
       Setidaknya, takdir hidup mengajarkan bagaimana menyikapi lika-liku rintangan. Bukan hanya soal cinta, tapi juga tentang luka. Tentang bangaimana takdir menemukan, memisahkan, lantas memaksa hati untuk melupakan.

       Tutup telingamu dari caci maki kehidupan dan hiruk pikuk persaingan buruk. Lempar sehelai kain lusuh yang membalut raga, enyahkan. Jatuhkan separuh jiwa pada hamparan ladang luas. Lantas peluklah kebebasan itu. 

       Izinkan pikiran dan hati bertarung sejenak, menimbang suatu hal-tentang di mana jalan pintas terdekat agar kau dapat menemukan ramuan untuk melumatkan sikap buruk yang merajai hati. Kemudian, apabila mulai rasakan lelah, lambat laun kau akan sadari bahwasanya ramuan itu sebenarnya ada di dalam dirimu sendiri, lekat, erat memeluk jiwamu. Laksana tameng paling kokoh dalam dunia fantasi. Hanya saja, semuanya akan kembali lagi kepadamu, tentang bagaimana kau menyikapi semua itu.


-oOo-

Andai saja, setiap wanita paham betul arti luka itu. Boleh jadi, tak banyak yang berani mendekat padanya.

Andai saja, setiap luka tak menyisihkan pedih, boleh jadi tak sedikit wanita yang rela terluka.
All Rights Reserved
Sign up to add Kenapa Harus Luka? to your library and receive updates
or
#564bisnis
Content Guidelines
You may also like
ALANA : A Stepmother's Journey to Love by ytoway
40 parts Complete
Alana Refasya adalah perempuan yang nyaris tak tersentuh, elegan, mandiri, dan dihormati di dunia mode. Di usia 32 tahun, namanya bukan sekadar label, melainkan simbol eksklusivitas yang bertengger di puncak industri. Setiap gaun rancangannya bukan hanya sekadar pakaian, melainkan seni yang membingkai keanggunan. Sosialita, selebritas, bahkan bangsawan berlomba mengenakan karyanya. Wajahnya menghiasi layar-layar raksasa di kota besar, terpampang dalam cahaya gemerlap yang menciptakan ilusi kesempurnaan. Namun, kesempurnaan adalah fatamorgana yang mudah runtuh saat berhadapan dengan kenyataan. Pernikahan dengan Erland Addison membawanya ke dunia yang tak pernah ia kenal sebelumnya, sebuah rumah yang megah, tetapi kehilangan makna sebagai tempat berpulang. Ada sesuatu yang salah di rumah ini. Mereka yang tinggal di dalamnya terlalu terbiasa untuk merasa tidak dicintai. Terlalu lama mengandalkan satu sama lain tanpa pernah benar-benar percaya bahwa mereka tetap membutuhkan sosok ibu atau pasangan hidup. Dan saat itu juga, kenyataan menghantam Alana dengan keras. Keluarga ini telah porak-poranda dalam genggaman perempuan yang seharusnya menjadi tempat pulang mereka. Hancur begitu saja. Mengikis keyakinan bahwa mereka pantas dan layak dicintai. Luka-luka lama mengakar begitu dalam, kepercayaan telah lenyap, dan di dalam rumah ini, rumah yang seharusnya menjadi tempat kembali-tidak ada ruang bagi siapa pun yang mencoba masuk. Anak-anak itu menatapnya dengan sorot mata waspada, seakan menunggu saat ia melakukan kesalahan. Mereka tidak butuh ibu baru. Mereka tak ingin percaya lagi. Dan Alana pun sadar... perjalanannya baru saja dimulai. Karena ia tahu, membangun rumah bukan sekadar memiliki dinding dan atap. Bahwa memenangkan hati tidak sesederhana merancang gaun yang sempurna. Dan di tempat ini, di antara hati yang telah lama kehilangan kepercayaan, ia mengerti satu hal-sekadar usaha tidak akan pernah cukup.
You may also like
Slide 1 of 10
NO REGRETS cover
Rent a Date [FIN] cover
ALANA : A Stepmother's Journey to Love cover
Lime of Euphoria cover
Favorite Lecturer  cover
DEK JANDA cover
The Honeymoon Is Over [FIN] cover
BETWEEN US cover
Mengetuk Hati Pak Darren  cover
Thesis & Tension cover

NO REGRETS

25 parts Ongoing

Tidak pernah terpikirkan oleh Sasmaya sebelumnya, wanita dua puluh delapan tahun yang hidupnya introvert dan hanya menghabiskan waktu dengan membaca novel dan menonton netflix harus rela ikut sang suami ke Kalimantan. Kehidupannya berubah seratus delapan puluh derajat dalam sekejap. Hingar bingar Jakarta berganti dengan senyapnya malam. Gedung-gedung tinggi kini berganti dengan pohon sawit di kanan kirinya. Hidupnya di Kalimantan tentu tidak mudah. Tapi, kedatangannya kesini BUKAN SEBUAH PENYESALAN. Cover by CANVA