Mereka memang gila. Sue Dan semacamnya. Akhseen sedari dulu membiasakan dirinya untuk slalu melestarikan adat istiadat. Seperti nama panggilan daerah dan dengar dia sangat bodoh tak seperti Abangnya. Adfan, dia sangat menyukai wanita itu hingga beberapa tahun berlalu dia tetap saja menunggunya. Walaupun banyak kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi tapi diakan hebat. Ia, mengumpakan kesabaranya itu sebagai uang. Adfan sangat pandai menabung. Bukan begitu ? Hingga semuanya terungkap. Adfan mulai membuat sebuah rencana, yang pasti saja rencana itu akan gagal. . "Apakau masih mau berbulan madu dengan ku?" Akhseen langsung manatap kesal kearah Adfan. "Tenang sayang, di rumah, kita akan melakukanya bebas sesukamu, bebas se lamamu, bebas seberapa kalipun asal bersamaku." Dan sekrang Akhseen sudah berdiri menatap garang kepada Adfan. Adfan yang di tatap seperti itu mulai menyeringai. Ia menikmatinya. "Tadi kau bersikap acuh tak acuh, dan sekarang apa ?" Akheen mulai melangkah kan kakinya. "Apa?" balas Adfan masih tetap membalas tatapan Akhseen. "Kau membalas ucapanku?" Adfan langsung menangkub bibirnya. Lagi-lagi Akhseen memberengut. "Ish, apa harus kau menunjukan wajah imutmu itu." Dengus Akhseen sembari bersedekap dada. UPDATE SEMOODNYA!!!