Yang hanya ia ingat ketika ia masih duduk di bangku sekolah adalah senyuman seorang gadis yang begitu memabukkan baginya. Senyumannya secerah matahari, terlihat begitu hidup dan membuat hatinya damai. Suaranya lantang dan nyaring, bahkan hingga ujung koridor pun masih bisa terdengar. Dia berani, dan apa adanya. Dia adalah gadis yang selalu duduk di deretan bangku paling depan. Dari bangku paling pojok, ia biasa memerhatikan gerak-gerik gadis itu. Ia tidak tahu apakah gadis itu mengenal dirinya atau tidak mengingat ia tidak bergaul dengan siapapun di kelas ini--tidak dimanapun juga--karena ia sadar bahwa ia bisa membawa bencana bagi setiap orang yang berada di sekitarnya. Tidak untuk mereka, bahkan tidak untuk Akira. Ia tidak ingin membahayakan nyawa gadis itu. Setidaknya itu yang menjadi jalan pikirannya 13 tahun lalu. Dulu ia hanya pecundang lemah yang mengandalkan otak saja. Namun sekarang, ia telah menjadi sosok yang ditakuti oleh para penguasa shadow economy. Suatu hal mengerikan yang tak akan pernah orang sangka dari seorang anak laki-laki ingusan sepertinya. Namun, rasa itu masih tertinggal di dalam sudut hati kecilnya. Kenangan tentang masa mudanya masih terus menghantui mimpinya setiap malam. Gadis itu begitu hidup, dan semua yang ia miliki membuatnya merasa iri. Ya, White sangat iri dengan kehidupan cinta pertamanya. Maka dari itu, White akan membuat kesempatannya sendiri untuk mendapatkan kehidupan seperti yang gadis itu miliki.