Sore itu, rintik hujan mulai berjatuhan. Beberapa kilatan terlihat membelah langit. Angin lembab bertiup menerpa suraiku. Kupercepat langkah, guna mencapai kediamanku yang tak jauh lagi tanpa kehujanan.
Ketika aku sampai, di luar sana sudah hujan deras. Kurapikan sepatuku lalu masuk ke dalam. Sepi. Tentu saja, ibuku sudah lama meninggal karena sakit dan ayahku berbisnis di luar kota.
Kunyalakan semua lampu dan televisi, lalu beranjak ke kamarku.
"Selamat datang, (Y/n)!"
"Kyaaa!"
Aku refleks melompat mundur, siapa yang tidak kaget jika menemukan seorang laki-laki sedang merebah di kasurnya?!
"Oi! Apa yang kau lakukan disini, Akabane?!" Teriakku, masih bingung kenapa si rambut merah bisa ada disini,
Di duniaku.
Aku tertegun. Dia, nyata?!
Tiba-tiba terdengar suara lainnya yang berasal dari sudut kamar,
"Karma-kun, kita ada dimana?"
Itu Shiota Nagisa!
"Di kamarnya (Y/n), Nagisa."
Dua ikemen dari anime favoritku, tiba-tiba muncul di kamarku! Astaga...
Rasanya sangat pening dan kakiku melemas...
'Brukk!!'
"(Y/n)-chan!"
Lima tahun lalu, Wonwoo memutuskan sebuah keputusan paling penting sepanjang hidupnya. Dia ingin punya anak tanpa menikah.
Lima tahun kemudian, Wonwoo dikejutkan oleh sebuah foto seseorang dengan tahi lalat yang familiar di mata Wonwoo. Hampir setiap hari dia melihatnya, dengan ukuran yang sama, dengan posisi yang sama, dan warna yang sama.
Dan tahi lalat yang familiar itu adalah milik anaknya.